Aku tidak meracau ketika engkau menyaksikan matahari merona di parasku. Aku tidak gila ketika engkau mengintip lejar tubuhku ke sambit bulan. Aku hanya menculik perhatianmu sedari malam. Sebab, setiap firasat melayat ke perangai yang tak biasa mengendap lekukmu, membuncah detakdetak degup hingga merajam malam Jum’at. Aku takut engkau lenyap, bersama bayu yang menghempaskan desah cumbumu di lenjang leherku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar