Rabu, 02 Juni 2010

“Give Me One Reason”, Tracy Chapman

: Kidung Blues buat Palestine dan Mavi Marmara

Karya : D. Dudu A. R.


Kepada Tuan Zion 1


Apa yang hendak kau semburatkan dari lampion?

Kukuh berratus tahun ngungun merenda bara di api ungun

Memaksa diri menjadi tuhan Matahari di satu negeri


Tak pernah takut melenggang ke tanah berpadang rumput

Tak pernah aus menjulang obsesi merebut genggaman absurd

Tak pernah lupus menyuplai tubuh demi bangsa yang kalang kabut

: angkuh jiwamu sebatu dengan leluhurleluhurmu yang jemawa


Kau berpesta pora menenggak rum darah jelata

Meracau, membabi buta, menebarkan peluru dan bazoka

Di tanah yang sedari dulu diperebutkan oleh kemunafikanmu

: bayibayi, anakanak, remajaremaja, dan tua renta dibantai

Seperti serakan sampah di jalanjalan beraspal tak berdosa


Kepada Tuan Zion 2


O, laknat!


Kau memang umat para nabi paling munafik

Padahal sebuluh dengan manusiamanusia mulia

Lagumu memang selibut, membangkang tak pernah padam

Kepada wahyu yang diusung para aulia Tuhan


O, laknat!


Kau memang musuh nazi yang layak diseret ke parit

Sampai dikubur bersama dendam yang paling kejam

: buncah Hitler atas kesenjangan kemewahan Yahudi


Bukankah diisyaratkan bahwa kamu tak ‘kan pernah memiliki tanah nabi?

Sepanjang bumi ini tegak berdiri di tonggak takdir yang terus mengebiri


Kepada Tuan Zion 3


Adalah kecongkakan tersirat disetiap nafasmu menghirup hidup

Memutar balikkan kenyataan di setiap poros maklumat Ilahi

Tentu, biadabmu saat ini adalah rimbun kejayaan yang sesaat

Tengok saja para pionirmu di masa perang Ahzab, dihukum mati!


Hatimu memang tak memiliki mata, hingga buta memandang damai

Balitabalita Palestine kau pasung kepalanya

Ibuibu mereka kau penggal rahimnya

Lalu, kau tusuk dengan pisau bedilmu, diarak ke sekeliling raya

: kau adalah generasi dajjal paling setia


Kepada Tuan Zion 4


Bercengkrama, mengumpat, menghujat, lalu menghinamu

bukanlah perlawanan arbitrer seperti kau menyembilu nadi militermiliter syuhada

Pedih mereka hari ini, bukanlah jawaban sepanjang hasratmu mendirikan negeri

Pedih mereka hari ini, adalah sangga yang menahanmu di keabadian Jahanam

Ya, karena engkau jelmaan syaitan.


Merenda kelambu disetiap mlam berkawan, kau bercumbu dengan selibut

Yang tak beralasan. Mempersiapkan senjata mutakhir sebagai pesta pembantaian

Esok hari.


Keresahanmu adalah kidung umat Muhammad menggema di seluruh jagat

Ya, karena kau ciut menganga ketika jidatjidat muslimin muslimat legam

Melecut kuasa di tanah suci manusiamanusia Ilahi. Betapa tidak, kerumun jiwa berani mati

Menyimpul tali pemicu bom waktu yang meneror psycho pemusnah umat sepertimu

: resah saban hari, karena jiwa kuat ajaran keselamatan Muhammad tak pernah mati


Kepada Tuan Zion 5


Layar televisi, saban waktu menenun nanar, disuguhi kabar gelimang darah para syuhada

O, Palestin, semerbak tanahmu selepas hujan adalah kedamaian di tenung harapan

Selalu diperebutkan hingga abad menjadi sahabat setiap saat. Tak pernah ada kata sejenak untuk rehat dari perdebatan senjata, bertubitubi menembus tubuh umat yang lelah, lalu gamang

Atas kemerdekaan yang seharusnya tersematkan


Lagi, warta pagi tak bosan mengabari semilir angin, sepoi melindap ke batin

Namun sesaat merajam ulu atas kebiadaban ituitu melulu


Mavi Marmara, pembawa pesan damai relawanrelawan dari setiap arah mata angin

Meluncur dari heli, menelusup ke palka, lalu, pelurumu merembes ke asa

Para mujahid tak bersenjata. Kau melibihi binatang belantara, mencabikcabik kesetiakawanan

Atas nama kemanusiaan. Bagimu, hak asasi adalah anekdot dalam setiap guyon binalmu

Tentu lucu untuk kau tertawakan sepanjang padang kebiadaban yang terpampang

Disetiap baligo kebobrokan jiwajiwa munafik yang hidup di lengkung jalan tanah orang


: kau bantai juga atas nama kecurigaan yang tidak berdasar


Tasikmalaya, 31 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar