Karya : D.
Sementara kejora bertamu ke rumah kudus
Semilir bayu melecut tubuh, melukis luka
disetiap relung sepi, hingga rintih menyelongsong
resah, menyelinap ke jiwa yang basah
Lalu, serunai isak menggema ke labirin shubuh
Persis mata menata kata rindu, selepas kurangkai
Mawar rampai di carik kertas sembilu
Aku tak pernah menyuruh malam, menyepimu
Aku tak pernah merenda malam, heningkanmu
Maaf, atas nama hari ini
Demaun melati yang kau harapkan menghilir
Ke muara harap, tak jua mewujud rupa yang kau rindu
Ini kesekian kali, aku melabirin sepi di ruang yang seharusnya
Memesta kita berdua, tak menyisik di lukisan dinding lirih
Tasikmalaya, 14 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar