Minggu, 13 Juni 2010

”NEGERIKU NEGERI PARA PENIPU”, aku bilang tidak!

Karya : D. Dudu AR


: Agustinus Abraham


Negeriku sedang layu

Tak 'kan mekar jika kebenaran disimpan di kelopak mawar saja

Maka, lejarkan ke langit sampai mati


Jangan terlalu berharap kepada mereka

yang bermuka perompak hedonisimian

Jangan arusi kelakuan duniawi bersama mereka

yang menjadikan tulang keropos bumi pertiwi


Jadilah kita sebagai batang

Jadilah kita sebagai ranting

Jadilah kita sebagai dahan

Jadilah kita sebagai daun

: pohon negeri yang pertiwi


Mari satukan hati, untuk bangkit kembali

ketimbang menyanyikan lagu atau bersyair

lirih yang merembes ke palung hati

Mari satukan jiwa, yang telah tersirat

seperti semangat sumpah pemuda


Dari penyajak ataupun penyair

bertubi-tubi larungkan kata yang tak pernah berakhir

lalu, kobarkan api yang mulai ngungun

lalu, buihkan ludah yang sudah lelah


Berbuat sesuatu, seperti relawan Mavi Marmara

untuk negeri ini, butuh pengembara surga seperti mereka

agar tanah yang hampir musnah

kemudian menjadi sewaan para pribumi

suatu hari, mungkin terjadi

tak ‘kan karam di lautan Cyprus atau arctic


Wahai pemuda-pemudi seperti Abraham

janganlah, lalu berhenti berperilaku dalam kata

kita memang hidup seperti David dan Goliath

berjuang lalu mati selayak leluhur proklamasi

Agar Indonesia tidak aus ataupun terkenal dengan nama "PENIPU" saja

: hati, jiwa, tenaga, kelun seperti awan penghuni surga

Karena, wajib hukumnya kepada siapapun


memantik kebenaran ke langit atau samudera

jika jiwanya seperti Soedirman atau Pahlawan Revolusi

jika jiwanya seperti Gajah Mada, yang untuk Nusantara

dan Indonesia Raya


Lanskap Abraham, 13 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar