Karya : D. Dudu AR
Masih kusaksikan tawar-menawar harga nyawa seperti di pasar
ada yang harganya seperti cabai ataupun daging gelondongan
masih kusaksikan tubuh-tubuh mutilasi pada cawan bulan suci
ada yang tanpa kepala, kaki, tangan, hati, ginjal, dan dicincang tanpa basa-basi
Ceramah saban pagi hingga kultum sebelum magrib di televisi
belum mampu melerai hawa nafsu para pemulung harta yang parlente
nadoman-nadoman para mua’dzin dari balik toa seolah-olah jeda saja
untuk menghentikan kelalaian, sementara para pecinta musik dangdut, jazz, blues ataupun lagu presiden yang fanatik, terbuai di angan dan khayal
Pantas saja engkau pergi seperti kilat pada musim hujan
meninggalkan jiwa-jiwa keropos yang menampik kebenaran
pada langit-langit selaras malam. Padahal engkau sempurna bulan!
: wahai bulan paling purnama di lejar hijriyah, engkau terlau cepat menghilang
meninggalkan resah ketika rindu mendekapmu adalah siluet malam
gemulaimu belum puas kunikmati sampai keringatku merembes pada daun kesetiaan kepada Tuhan
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar