Karya : D. Dudu AR
: Fiorenza Fahrasha Jilanzhiya
Dihadapan ayat Tuhan dan kidung blues langit siang
hujan tetap jatuh merembes pada relung yang juga tak pernah reda
menerawang tangisan pertama sang biduan jelita
di pundak perempuan yang sekokoh Tectonia grandis
Di sini, di balik jendela harapan selalu gulana
jika membayangkan benih yang tentu sudah matang dipetik buahnya
dari taman perawan yang lindap, tanpa disaksikan tuannya.
Jelas sekali engkau bergelayutan pada ranting bulan
dimanjakan tiupan angin hingga ke sana ke mari engkau riang
tentu engkau betah di bundaran utara yang hening dan bening
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar