Rabu, 05 Januari 2011

Euforia

Karya : D. Dudu AR

Pendaran obor sepanjang gang gelap setiap menelusuri kampung-kampung

adalah pesta malam yang basah dengan tasbih

dari mulut-mulut mungil waktu itu,

kemudian gemuruh yang meletup-letup memuja keagungan

dari lubuk paling suci

ritus malam-malammu kini menjadi artefak

yang lebih mengumandangkan simbol-simbol

ketimbang kelakuan pengikut setia para penerima wahyu

panggung-panggung megah yang diisi penceramah tentang hakikat dan syari’at

(disertai artis-artis yang dibalut kain hitam namun menyumbat bara para lelaki bujang

termasuk yang memiliki isteri dua pun, masih tergoda) menjadi sejenis konser musik

yang ditonton penikmat fanatik. Sementara kitab-kitab suci yang baru dan lapuk masih tertutup

di dinding kamar atau tumpukan-tumpukan buku; malah dijadikan hiasan untuk para tamu

tentangmu adalah kesenduan yang menjadi riwayat para pecinta keluarga nabi

tentangmu adalah mengosongkan perut untuk sekedar menyucikan diri atau menginginkan sesuatu

agar hidup lebih berkah atau bersyukur untuk mengharapkan sesuatu ; dan selalu meminta-minta

seperti pengemis sepanjang usia, padahal tidak ada satu nyawa pun yang dibiarkan merana olehNya

ayat-ayat telah diperjualbelikan demi menghidupi keluarga atau saudara

surat-surat telah diperdebatkan untuk sekedar memperebutkan tempat duduk

selayak tropi kejuaraan.

hujan tidak lagi hangat berdiskusi dengan musim

sebab ketidaksepahaman adalah tabiat cuaca sekarang

maka racauan alam yang semakin gila adalah menur yang menyambut

kedatangan hijriyah-hijriyah anyar

: selamat datang muharam.

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar