Selasa, 01 Februari 2011

Menangislah!

Menangislah!

Tumbuh di ladang gersang

bukan berarti do’a terkapar seperti bambu yang terbakar

meskipun cairan tubuh surut

harapan tetap basah menasbihkan mata air di muara penantian

Ketika lesatan cahaya memintal dahaga dan lapar menjadi sahabat setia

rebah di selasar malam adalah tempat pesanggrahan kematian

bersama angin sendu yang meninabobokan pilu

Ini bukan mimpi, jika tangisanmu menghujani kemarau tenggorokan dan perut ini, langit!

meranumkan embun yang jatuh dari daun

lalu merembes pada akar yang menjalar ke segala mata angin. Itu saja.

Tasikmalaya, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar