Menangislah!
Tumbuh di ladang gersang
bukan berarti do’a terkapar seperti bambu yang terbakar
meskipun cairan tubuh surut
harapan tetap basah menasbihkan mata air di muara penantian
Ketika lesatan cahaya memintal dahaga dan lapar menjadi sahabat setia
rebah di selasar malam adalah tempat pesanggrahan kematian
bersama angin sendu yang meninabobokan pilu
Ini bukan mimpi, jika tangisanmu menghujani kemarau tenggorokan dan perut ini, langit!
meranumkan embun yang jatuh dari daun
lalu merembes pada akar yang menjalar ke segala mata angin. Itu saja.
Tasikmalaya, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar