Kamis, 18 November 2010

Sajak buat Pak Tua

Karya: D. Dudu AR

Aku adalah usiamu ketika benih ditanam

Tentu sudah matang untuk dipanen, sekarang.

Tidak perlu siakan ludah yang hampir habis diminum sendiri

Sebab air-air yang tersisa dalam tubuhmu

Adalah mineral untuk perjamuan antara ruh dengan maut pada sembarang waktu

Sudahlah, tidak perlu memupuk lagi

Pada tanaman yang sudah mampu tumbuh sendiri

Begini saja, basahkanlah empang-empang yang masih kering

Menjadi kolam-kolam Ilahi untukmu nanti

Agar helaan yang kini tuberculosis

Tidak tersendat ketika tabung busung sebagai gelembung kosong : mati.

Engkau memang bukan pemuka agama

Yang pernah mengajariku tentang mengangkat tangan

Atau berlutut menuju kiblat

Tetapi bukan berarti ceramah-ceramah semenjak bahasaku adalah air mata

Tidak mengendap ketika pujian-pujian Tuhan dialirkan melalui

Sungai-sungai gendang.

Aku adalah padi yang menunduk

Aku adalah langit yang membiru di hati

Aku adalah telaga untuk penawar dahaga

Bapak,

lengkung langit, bulan, bintang, dan samudera

Adalah do’a mawar dan melati yang membalut kuburmu!

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar