Karya : D.
Badai memang tak pernah bertamu
mengucap salam atau megetuk pintu
dengan angkuh, duduk seronok sambil komat-kamit
melanglang naluri penghadang yang radang
Begitu juga selibut, mengendap di setiap sudut
rongga himpit sebagai satu-satunya selasar sadar
yang tersisa sepetak galengan* sawah
Serasa waktu tinggal sejumput rindu, yang mungkin tersentuh
atau justeru melepuh di didih taman yang gersang kedamaian
Serupa serimpung labirin disetiap lekuk kembara
melengkung jejakjejak pengembara
memilin sebotol nafas di lenjang paling tinggi
mengikat kuat sampai berkecipak dari buih telaga
ke ombak laut utara.
Tasikmalaya, 15 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar