Karya : D. Dudu Abdul Rahman
Terbangunkan suara sirene
kita pontang-panting setengah sadar
tak peduli setengah bugil dan telanjang
yang penting berjejer di antara shaf setengah kejora
Mata air lelah merinai di kantung paras lillah
di sini kita berikrar, untuk menjadi aparatur
yang tahan benturan badai.
di sini kita berjanji, sebagai anggota korp
yang beriman dan bertakwa
Sungguh suatu kenangan manis
yang pahit untuk diulangi*
Sungguh satu cerita yang butuh berlumuran keringat
untuk dikisahkan. Betapa tidak, matahari segaris horizontal
adalah sahabat setia ketika penyangga badan tegak berdiri
Sering di tengah perjalanan, hati menggerundul tak karuan
merangkak di pekat lorong, merambah belantara, dedakkan
jiwa yang ingin segera menghirup kebebasan. Lagi, akal tak pernah tahu
bahwa sesungguhnya semua itu adalah berlian di ujung kembara.
Horsa, Horsa, Horsa**
Sakit satu
Semua sakit
Hilang satu
Semua hilang
putih satu
semua putih
Kita menjadi utuh seperti semesta alam
Tasikmalaya, 12 Mei 2010
___________________
* pepatah instruktur prajab
** istilah militer; jiwa bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar